Gila Dunia
gila memiliki dua arti yaitu gila yang secara umum adalah orang gila, sedangkan gila yang kedua adalah gila yang memiliki arti berlebihan
Senin, 30 Agustus 2021
Kamis, 24 Maret 2016
Solusi Kehidupan
Solusi Kehidupan:
www.nurulhikmah1.com
Sahabat Maya yang berbahagia…
Dalam kehidupan di dunia yang fana ini, ujian demi ujian tak akan lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Adakalanya ujian tersebut memang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, ada pula ujian hidup yang termasuk berat dan sulit.Ujian yang berat seringkali menyita waktu menguras semua sumber daya yang ada untuk berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sahabatku… Ujian hidup dalam kekurangan sesungguhnya lebih ringan daripada ujian hidup dalam kelebihan. Ketika sakit melanda, kekurangan menerpa, seringkali kita langsung ingat kepada Allaah SWT, kemudian berusaha memohon ampunan kepada-Nya, sembari memperbaiki diri dalam prilaku, serta senantiasa mendekatkan diri dan berdo’a agar terlepas dari segala permasalahan yang mendera.
Akan tetapi adakalanya ketika kita mendapatkan kelebihan, baik prestasi, harta, jabatan rizki melimpah ,seringkali kita terlena dan cenderung sibuk untuk menikmatinya saja. Lupa dari mana sejatinya sumber pemberi nikmat dan anugrah tersebut. Ujian dalam kelebihan yang paling sering menjebak kita dalam kesalahan adalah adanya ujub ,rija’ hingga kesombongan,menganggap bahwa semuanya adalah miliknya.
Namun inilah memang ujian yang juga harus kita lewati agar di balik semua kelebihan yang Allah turunkan kepada kita dapat kita syukuri dengan banyak memberi, baik harta, ilmu, hingga apapun kebaikan yang dapat bermanfaat bagi sesama.
Maka tak ada jalan lain dalam setiap penyelesaian permasalahan hidup kecuali ikhlas menerima kenyataan dan berserah diri kepada Allaah SWT sembari kita tetap berusaha serius dengan segala daya dan upaya kita untuk mencari solusi dari suatu permasalahan.
Belajar Dari Kesalahan
Belajar dari kesalahan yang telah lalu akan membuat langkah-langkah ke depan lebih terarah dan bermakna, karena hari ini adalah konsekuensi dari seluruh tindakan yang telah dilakukan sebelumnya, dan apa yang kita lakukan hari ini pun, akan berbuah pada waktunya nanti, apapun itu.
Oleh karena itu, pilihan terbaik adalah tetap melakukan yang terbaik karena kebaikan-kebaikan pasti akan berbuah kebaikan pula pada waktunya nanti , yang tentunya akan membawa diri kita mendapatkan kebahagian sekaligus kedamaian hidup.
Dan intinya kita harus tetap sabar dalam setiap kekurangan dan selalu bersyukur dalam setiap kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita.
Di balik segala kesulitan pasti ada kemudahan,ada hikmah yang akan kita ketahui di kemudian hari. Satu hal yang tidak boleh kita lakukan di tengah-tengah ujian adalah kita jangan menyerah dan jangan putus asa, jangan, dan dengan begitu nilai dari usaha dan konsistensi diri untuk tetap berbuat baik tentu akan mendapatkan perhitungan tersendiri dari-Nya.Nasehatilah diri kita sediri,bahwa ada hal yang lebih menakutkan manusia dalam kehidupan ini yaitu ketika salah dalam memilih jalan ,akibatnya akan membawa petaka yang jauh lebih dahsyat dan mengerikan yaitu siksaan yang tiada batas akhir di akhirat kelak,kalau begitu ternyata kesulitan didunia ini belum apa-apanya dibanding kesulitan di akhirat ketika salah dalam memilih jalan.
Pada akhirnya, semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur dan juga termasuk dalam golongan hamba Allah yang bersabar… Aamiin…
Situs Bisnis:
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
www.nurulhikmah1.com
Sahabat Maya yang berbahagia…
Dalam kehidupan di dunia yang fana ini, ujian demi ujian tak akan lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Adakalanya ujian tersebut memang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, ada pula ujian hidup yang termasuk berat dan sulit.Ujian yang berat seringkali menyita waktu menguras semua sumber daya yang ada untuk berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sahabatku… Ujian hidup dalam kekurangan sesungguhnya lebih ringan daripada ujian hidup dalam kelebihan. Ketika sakit melanda, kekurangan menerpa, seringkali kita langsung ingat kepada Allaah SWT, kemudian berusaha memohon ampunan kepada-Nya, sembari memperbaiki diri dalam prilaku, serta senantiasa mendekatkan diri dan berdo’a agar terlepas dari segala permasalahan yang mendera.
Akan tetapi adakalanya ketika kita mendapatkan kelebihan, baik prestasi, harta, jabatan rizki melimpah ,seringkali kita terlena dan cenderung sibuk untuk menikmatinya saja. Lupa dari mana sejatinya sumber pemberi nikmat dan anugrah tersebut. Ujian dalam kelebihan yang paling sering menjebak kita dalam kesalahan adalah adanya ujub ,rija’ hingga kesombongan,menganggap bahwa semuanya adalah miliknya.
Namun inilah memang ujian yang juga harus kita lewati agar di balik semua kelebihan yang Allah turunkan kepada kita dapat kita syukuri dengan banyak memberi, baik harta, ilmu, hingga apapun kebaikan yang dapat bermanfaat bagi sesama.
Maka tak ada jalan lain dalam setiap penyelesaian permasalahan hidup kecuali ikhlas menerima kenyataan dan berserah diri kepada Allaah SWT sembari kita tetap berusaha serius dengan segala daya dan upaya kita untuk mencari solusi dari suatu permasalahan.
Belajar Dari Kesalahan
Belajar dari kesalahan yang telah lalu akan membuat langkah-langkah ke depan lebih terarah dan bermakna, karena hari ini adalah konsekuensi dari seluruh tindakan yang telah dilakukan sebelumnya, dan apa yang kita lakukan hari ini pun, akan berbuah pada waktunya nanti, apapun itu.
Oleh karena itu, pilihan terbaik adalah tetap melakukan yang terbaik karena kebaikan-kebaikan pasti akan berbuah kebaikan pula pada waktunya nanti , yang tentunya akan membawa diri kita mendapatkan kebahagian sekaligus kedamaian hidup.
Dan intinya kita harus tetap sabar dalam setiap kekurangan dan selalu bersyukur dalam setiap kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita.
Di balik segala kesulitan pasti ada kemudahan,ada hikmah yang akan kita ketahui di kemudian hari. Satu hal yang tidak boleh kita lakukan di tengah-tengah ujian adalah kita jangan menyerah dan jangan putus asa, jangan, dan dengan begitu nilai dari usaha dan konsistensi diri untuk tetap berbuat baik tentu akan mendapatkan perhitungan tersendiri dari-Nya.Nasehatilah diri kita sediri,bahwa ada hal yang lebih menakutkan manusia dalam kehidupan ini yaitu ketika salah dalam memilih jalan ,akibatnya akan membawa petaka yang jauh lebih dahsyat dan mengerikan yaitu siksaan yang tiada batas akhir di akhirat kelak,kalau begitu ternyata kesulitan didunia ini belum apa-apanya dibanding kesulitan di akhirat ketika salah dalam memilih jalan.
Pada akhirnya, semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur dan juga termasuk dalam golongan hamba Allah yang bersabar… Aamiin…
Situs Bisnis:
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
Kamis, 24 Desember 2015
Jumat, 03 April 2015
Calon Penghuni Surga
Suatu ketika para sahabat duduk bersama Nabi di depan sebuah masjid.
Sedang asyik bercengkrama sambil bercakap-cakap, Nabi tiba-tiba
berkata,”Yang akan lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para
sahabat penasaran siapa gerangan calon penghuni surga itu? Tak lama
kemudian seorang lelaki yang berpakaian sederhana lewat di depan Nabi
dan para sahabat sambil menenteng terompahnya. Lelaki ini tidak tampak
istimewa, penampilannya sama dengan jama’ah masjid biasa.
Keesokan harinya Nabi dan para sahabat sedang duduk di depan masjid
sambil bercakap-cakap seperti biasa. Tiba-tiba Nabi kembali
berkata,”Yang lewat ini nanti adalah calon penghuni surga!” Para sahabat
pun kembali dibuat penasaran sambil melongok ke kanan ke kiri siapa
gerangan orang yang beruntung itu? Ternyata lelaki yang sama lewat di
depan Nabi dan para sahabat sambil menjinjing terompahnya. Ali tak tahan
dengan rasa penasarannya, ia memutuskan untuk membuntuti lelaki
tersebut ikut pulang ke rumahnya. Tiba di rumah si fulan, Ali kemudian
berkunjung dan bersilaturahmi. Ia pun bercakap-cakap sejenak dengan
lelaki itu, namun tak ada yang istimewa dengan lelaki itu. Hingga
menjelang malam, tak satu pun keistimewaan yang dapat dilihat oleh
sahabat Ali dalam diri lelaki itu.
Ali memutuskan untuk ikut menginap di rumah si fulan, setelah memperoleh ijin pemilik rumah tentunya. Saat malam tiba, Ali bangun untuk menegakkan sholat malam beberapa malam. Sejenak kemudian ia menengok pemilik rumah si fulan. Ah ia tak bangun dari tidurnya, hanya saja tiap kali ia menggeser tubuhnya di atas dipan selalu ia ucapkan Allah, allah. Demikianlah beberapa hari Ali menginap di rumah si fulan untuk mengetahui apa keistimewaan calon penghuni surga ini.
Keesokan harinya Ali berpamitan kepada si lelaki dan pulang ke rumahnya. Saat di masjid ia merenung, apa kelebihan lelaki itu sehingga ia dijanjikan masuk surga, sedangkan sholatnya seperti sholat para sahabat tak lebih. Sholat sunnah juga dalam takaran yang biasa, sholat sunnat qobliyah dan ba’diyah sholat wajib, tak lebih. Hingga akhirnya Ali tak tahan untuk menanyakan masalah ini kepada Nabi. “Wahai Nabi apakah kelebihan orang ini hingga ia dijanjikan masuk surga sedangkan ibadahnya saya lihat biasa-biasa saja?” Nabi pun tersenyum seraya berkata,” Orang ini tidak menyimpan dendam dalam hatinya, tidak pula kebencian kepada orang lain. Hatinya bersih dari noda hawa dan nafsu amarah, iri hati, dendam dan hasad. Hati yang bersih itulah yang menghantarkan ia masuk ke surga!” Subhanallah maha suci Allah yang mengangkat derajat orang-orang yang berhati bersih.
Situs Bisnis:
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
Ali memutuskan untuk ikut menginap di rumah si fulan, setelah memperoleh ijin pemilik rumah tentunya. Saat malam tiba, Ali bangun untuk menegakkan sholat malam beberapa malam. Sejenak kemudian ia menengok pemilik rumah si fulan. Ah ia tak bangun dari tidurnya, hanya saja tiap kali ia menggeser tubuhnya di atas dipan selalu ia ucapkan Allah, allah. Demikianlah beberapa hari Ali menginap di rumah si fulan untuk mengetahui apa keistimewaan calon penghuni surga ini.
Keesokan harinya Ali berpamitan kepada si lelaki dan pulang ke rumahnya. Saat di masjid ia merenung, apa kelebihan lelaki itu sehingga ia dijanjikan masuk surga, sedangkan sholatnya seperti sholat para sahabat tak lebih. Sholat sunnah juga dalam takaran yang biasa, sholat sunnat qobliyah dan ba’diyah sholat wajib, tak lebih. Hingga akhirnya Ali tak tahan untuk menanyakan masalah ini kepada Nabi. “Wahai Nabi apakah kelebihan orang ini hingga ia dijanjikan masuk surga sedangkan ibadahnya saya lihat biasa-biasa saja?” Nabi pun tersenyum seraya berkata,” Orang ini tidak menyimpan dendam dalam hatinya, tidak pula kebencian kepada orang lain. Hatinya bersih dari noda hawa dan nafsu amarah, iri hati, dendam dan hasad. Hati yang bersih itulah yang menghantarkan ia masuk ke surga!” Subhanallah maha suci Allah yang mengangkat derajat orang-orang yang berhati bersih.
Situs Bisnis:
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
Kamis, 06 Maret 2014
GILA DALAM PANDANGAN ISLAM
Situs Bisnis:
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
Menurut pengertian umum orang gila adalah orang yang sakit jiwa atau yang sakit ingatan lantaran ada gangguan pada urat saraf-nya. Dan biasanya, jika kita bicara tentang orang gila, maka yang terbayang di pelupuk mata kita adalah keadaan seseorang yang kusut masai; tidak mandi; berpakaian lusuh; robek atau koyak disana sini; bahkan ada juga yang berkeliaran dalam keadaan telanjang bulat. Suka mengoceh atau meracau sesuka hatinya; bahkan kadang-kadang juga suka marah dan mengamuk tanpa jelas sebab musababnya; serta berbagai macam keadaan-keadaan yang tidak normal lainnya menurut definisi sehat yang kita pahami secara umum. Namun demikian ada juga orang gila yang penampilannya bertolak belakang dengan keadaan di atas. Atau dengan kata lain; ada orang yang terganggu jiwanya, tapi tetap tampil dalam keadaan bersih layaknya orang-orang yang normal.
Jasa SEO Semarang
Jasa Pembuatan Website Semarang
Kerajinan Tembaga
Menurut pengertian umum orang gila adalah orang yang sakit jiwa atau yang sakit ingatan lantaran ada gangguan pada urat saraf-nya. Dan biasanya, jika kita bicara tentang orang gila, maka yang terbayang di pelupuk mata kita adalah keadaan seseorang yang kusut masai; tidak mandi; berpakaian lusuh; robek atau koyak disana sini; bahkan ada juga yang berkeliaran dalam keadaan telanjang bulat. Suka mengoceh atau meracau sesuka hatinya; bahkan kadang-kadang juga suka marah dan mengamuk tanpa jelas sebab musababnya; serta berbagai macam keadaan-keadaan yang tidak normal lainnya menurut definisi sehat yang kita pahami secara umum. Namun demikian ada juga orang gila yang penampilannya bertolak belakang dengan keadaan di atas. Atau dengan kata lain; ada orang yang terganggu jiwanya, tapi tetap tampil dalam keadaan bersih layaknya orang-orang yang normal.
Akan tetapi berbeda dengan anggapan kita, maka dalam pandangan agama sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW, bahwa orang-orang yang terganggu jiwanya oleh berbagai faktor atau keadaan sebagaimana yang diterangkan di atas tidaklah disebut sebagai orang gila. Orang-orang semacam itu hanya disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang sakit atau yang mendapat musibah dari Allah SWT. Dan secara hukum mereka termasuk dalam kelompok yang dibebaskan dari melaksanakan kewajiban syariat seperti sholat; puasa; zakat; haji dan lain sebagainya, kecuali pada suatu ketika mereka telah sembuh dari kondisi gila tersebut. Atau dengan kata lain; tidak ada dosa atas diri mereka jika melanggar perintah dan ketentuan Allah SWT, sampai mereka sembuh dari penyakitnya.
Lalu kalau sudah begitu keadaannya, siapakah sebenarnya orang gila yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain; orang gila menurut pandangan agama ?
Syaikh Abdullah Al-Ghazali dalam Risalah Tafsir menyampaikan sebuah riwayat (hadis) sebagai berikut:
“Pada suatu hari Rasulullah SAW ber-jalan melewati sekelompok sahabat yang sedang ber-kumpul. Lalu beliau bertanya kepada mereka: “Mengapa kalian berkumpul disini” Para sahabat tersebut lalu menjawab: “Ya Rasulullah, ada orang gila yang sedang mengamuk. Oleh sebab itulah kami ber-kumpul disini.” MenanggapI hal itu Rasulullah SAW lalu bersabda: “Sesungguhnya orang ini tidaklah gila (al-majnun), tapi orang ini hanya sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang gila yang sebenar-benarnya disebut gila (al-majnuun haqqul majnuun) “. Para sahabat lalu menjawab: Tidak ya Rasulullah. Hanya Allah dan rasul-Nya jualah yang mengetahuinya.” Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan: “Orang gila yang sesungguhnya gila (al-majnun haqqul majnun) adalah orang yang berjalan dengan penuh kesombongan; yang membusungkan dadanya; yang memandang orang dengan pandangan yang merendah-kan; lalu berharap Tuhan akan memberinya surga; padahal ia selalu berbuat maksiat kepada-Nya. Selain itu orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak pernah merasa aman dari kelakuan buruknya. Dan di sisi yang lain, orang juga tak pernah mengharapkan perbuatan baiknya. Nah, orang semacam inilah yang disebut sebagai orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnuun haqqul majnuun). Adapun orang yang kalian tonton ini hanyalah sedang mendapat musibah dari Allah.”
Menyimak apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tersebut, maka dapatlah kita simpulkan; Bahwa orang gila yang sesungguhnya gila atau (al-majnuun haqqul majnuun) adalah orang-orang yang sehat jasmani dan ruhani-nya; yang tetap memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan hukum agama yang dibebankan kepadanya. Akan tetapi di dalam masyarakatnya, yang memiliki beberapa penyakit yang antara lain dijelaskan oleh Rasulullah SAW; Orang yang sombong; yang apabila berjalan ia melangkahkan kakinya dengan pongah; dan selalu ingin dihormati; serta selalu memandang rendah kepada orang lain. Dan di balik kesombongannya itu, selalu berharap agar Allah memberinya pahala atas perbuatannya, dan apabila sudah mati ingin pula masuk ke dalam surganya Allah SWT.
Langganan:
Postingan (Atom)